BANGKALAN || KLIKMADURA – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di SMKN 3 Bangkalan. Kegiatan tersebut digelar dari Bulan Agustus sampai dengan November 2024.
Perinciannya, pelatihan tersebut digelar selama satu pekan, dimulai tanggal 10 – 16 Oktober 2024. Sementara, pendampingan dimulai dari tanggal 18 Oktober 2024 sampai dengan 1 November 2024.
Gabungan dosen dan mahasiswa menjadi satu tim dalam kegiatan tersebut. Dari kalangan dosen terdiri dari Dr. Fika Hastarita Rachman S.T., M.Eng., Imamah S.Kom., M.Kom., Ir. Sri Wahyuni S.Kom., M.T.
Sementara, dari kalangan mahasiswa terdiri dari Aldi Ramadhan, A. Bahtiar Chariska, Muhammad Danial, Hamam Mubarok Al Hadad, M. Afrizal Ardiansyah, dan Nuriyah Amelia Febrianti.
Mereka merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mekatronika dan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, UTM. Kegiatan tersebur bertajuk “Pengembangan SDM Guru dan Siswa SMKN 3 Bangkalan Melalui Pembinaan Pembelajaran Smart Automatic System Berbasis Arduino”.
Dr. Fika Hastarita Rachman S.T., M.Eng., selaku ketua tim mengatakan, kegiatan tersebut berupa pelatihan dan pembinaan pembelajaran mikrokontroller. Peserta yang mengikuti pelatihan terdiri dari perwakilan guru dan siswa-siswi jurusan rekayasa perangkat lunak (RPL) dan teknik komputer dan jaringan (TKJ).
“Pelatihan ini bertujuan untuk membuka pandangan terkait pentingnya belajar mikrokontroller yang juga menjadi bagian dari kurikulum mata pelajaran pemrograman khususnya pada jurusan RPL dan TKJ,” katanya.
“Kegiatan ini juga sebagai modal awal untuk siswa belajar otomatisasi mengingat sekarang memasuki era industrial 4.0 yang di mana sudah serba otomatis,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut, peserta diajarkan dasar-dasar pengoprasian mikrokontroler, pemrograman dasar, hingga merakit perangkat elektronik sederhana seperti sensor dan aktuator.
Mikrokontroller yang digunakan dalam pelatihan itu berjenis Arduino dengan type Arduino Uno. Sedangkan untuk sensor yang digunakan, yaitu sensor Ultrasonic, sensor LDR, sensor RFID, dan beberapa sensor lain.
Pada saat kegiatan berlangsung, peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik. Masing- masing peserta pelatihan dibekali Arduino Kit dan buku ajar yang berisi panduan penggunaan yang sudah disusun oleh tim sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, pelatihan tidak membosankan dan lebih interaktif serta menyenangkan. Tidak hanya itu, peserta juga diberi penugasan membuat mini project agar menambah pemahaman dan keterampilan terkait pemrograman dan penggunaan sensor maupun aktuator.
Dalam pengerjaan mini project itu, para peserta mengerjakan secara mandiri tetapi tetap ada bantuan dari tim untuk melakukan pemantuan secara berkala.
“Dari mini project yang dihasilkan peserta terdapat 3 terbaik dengan topik smarthome, smartparking, dan smartfarming. Dari projek yang dihasilkan akan diikut sertakan pameran produk sekabupaten mewakili SMKN 3 Bangkalan,” terangnya.
Dr. Fika Hastarita Rachman S.T., M.Eng., menyampaikan, dengan kegiatan tersebut, diharapkan para guru dapat menambahkan pembelajaran yang membahas terkait mikrokontroller.
Kemudian, para siswa bisa mengetahui sesuai keadaan industri-industri saat ini yang serba otomatis, sehingga SMKN 3 Bangkalan dapat menciptakan tenaga pengajar dan tenaga kerja yang bagus, kompeten dan berdaya saing tinggi.
Ir. Sri Wahyuni, S.Kom., M.T. Dosen Mekatronika Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang termasuk dari bagian tim juga berharap, setelah kegiatan itu baik siswa dan guru bisa saling bersinergi untuk mengajarkan ke murid yang lainnya.
“Siswa yang mampu dan paham dengan pemrograman mikrokontroler, akan menjadi nilai jual terhadap diri mereka sendiri baik untuk lanjut ke perguruan tinggi maupun untuk melamar kerja,” katanya.
Sementara itu, Afilatul Lail S.T. selaku guru SMKN 3 Bangkalan menyampaikan, dengan adanya pelatihan berbasis Arduino itu, guru di sekolah tersebut lebih siap membekali siswa dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja, khususnya dalam bidang otomasi dan teknologi.
“Pendekatan ini sejalan dengan kebutuhan pendidikan vokasi yang menuntut keterampilan langsung sesuai perkembangan industri. Dan membangun komunitas pendidikan yang lebih maju dalam teknologi, menciptakan peluang untuk kolaborasi dengan berbagai industri serta institusi pendidikan lain di sekitar,” tandasnya. (*/diend)
