Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi Mustofa foto bersama nelayan usai audiensi.
SURABAYA, klikmadura.id – Puluhan nelayan asal Pamekasan mendatangi Komisi B DPRD Jatim Senin (10/07/2023). Mereka membawa sejumlah aspirasi untuk diperjuangkan oleh wakil rakyat.
Tiga tuntutan itu yakni, pembangunan pelabuhan perikanan, penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) dan solusi terkait moratorium perizinan kapal tangkap.
Puluhan nelayan yang tergabung dalam Aliansi Nelayan Indonesia (ANI) Pamekasan itu ditemui langsung Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi Mustofa. Orang nomor satu di komisi yang membidangi perekonomian itu juga mengundang Dinkas Kelauatan dan Perikanan Jatim.
Atas undangan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim Muhammad Isha Anshori datang langsung. Padahal, di saat yang bersamaan, dia ada agenda kedinasan di Jogjakarta.
Pria bergelar doktor itu tidak datang ke Komisi B DPRD Jatim sendirian. Dia membawa tim lengkap. Mulai sekretaris dinas, kepala bidang hingga pegawai yang berkaitan langsung dengan nelayan.
Di hadapan para nelayan, Aliyadi Mustofa berjanji akan memperjuangkan aspirasi tersebut. Menurut dia, tiga poin yang disampaikan nelayan sangat penting ditindak lanjuti dan diperjuangkan.
Aliyadi meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim ssgera mengurai persoalan yang dihadapi nelayan. Salah satunya, terkait ketersediaan pelabuhan. “Pelabuhan ini sangat penting bagi nelayan,” katanya.
Sebagai wujud nyata atas komitmen yang disampaikan, dalam waktu dekat Aliyadi akan berkunjung ke Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Dia akan memastikan kondisi dermaga milik Pemprov Jatim yang ada di desa tersebut. Dalam kunjungannya itu, Aliyadi akan mengajak anggota komisi dan perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim.
Harapannya, pasca kunjungan, ada langkah kongkret yang dilakukan. Semisal, menyusun rencana anggaran untuk APBD 2023 terkait pembangunan pelabuhan nelayan.
“Kami sangat mengapresiasi aspirasi yang disampaikan para nelayan. Tentu aspirasi itu akan kami tindak lanjuti dan diperjuangkan,” katanya.
Sutan Ali Syahbana selaku perwakilan nelayan menyampaikan terima kasih atas komitmen yang disampaikan Aliyadi Mustofa. Melalui komitmen itu, diharapkan keinginan nelayanan memilik pelabuhan bisa terwujud.
“Sudah 20 tahun nelayan numpang di pelabuhan niaga milik Syahbandar Branta Pesisir. Pelabuhan itu bukan standar nelayan sehingga membahayakan. Saat ingin naik ke kapal, nelayan harus lompat dulu ke laut dan berenang menuju kapal,” katanya.
Pemuda yang aktif di organisasi sayap NU itu menyambut baik keinginan Aliyadi Mustofa berkunjung ke Desa Branta Pesisir. Kunjungan itu, diharapkan menjadi pintu awal seluruh aspirasi nelayan terpenuhi. (diend)