MEKKAH || KLIKMADURA – Pelaksanaan haji tahun 2024 harus menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Indonesia. Sebab, banyak keluhan yang disampaikan para tamu Allah itu berkaitan dengan pelayanan hingga fasilitas.
Alyadi Mustofa, jemaah haji dari Madura mengatakan, pelayanan pemerintah terhadap jemaah haji kurang maksimal. Banyak kekurangan yang cenderung memberatkan.
Di antaranya, layanan transportasi yang kurang memadai. Akibatnya, jemaah harus menempuh jarak yang sangat jauh saat hendak melempar jumrah.
Sementara, kondisi cuaca sangat panas. Yakni, berada di kisaran 44 derajat. “Jemaah reguler bisa jadi jalan kaki 20 kilometer pulang pergi dari maktab ke jamarat,” katanya.
Akibatnya, saat pelaksanaan rangkaian Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), para jemaah banyak menyampaikan keluhan.
“Banyak jemaah yang pingsan, bahkan ada yang meninggal karena jarak tempuhnya sangat jauh dan panas luar biasa,” katanya.
Kemudian, kondisi maktab memperihatinkan. Bahkan, jumlahnya lebih sedikit dibanding kebutuhan jemaah.
Akibatnya, banyak jemaah yang keteteran tidak kebagian tempat sehingga tidak bisa beristirahat dengan nyaman dan tenang.
Alyadi berharap, pelayanan haji dari Pemerintah Indonesia diperbaiki. Sebab, ibadah tersebut merupakan ibadah yang menyita kekuatan fisik sehingga fasilitas pendukung harus memadai.
“Kasihan para jemaah, khususnya yang berangkat melalui jalur reguler. Apalagi, di antara mereka banyak yang masuk kategori lanjut usia,” terang pria yang juga Ketua Komisi B DPRD Jatim itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar terjun langsung ke tanah suci melihat pelaksanaan haji. Hasilnya, dia menyebut pelayanan haji 2024 banyak masalah.
Pria yang diberi amanah sebagai Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji 2024 itu meminta agar pelayanan haji diperbaiki secara total agar tidak terulang kembali.
“Kesimpulan saya harus ada revolusi penyelenggaraan haji, diniatkan dari awal, perbaikan total,” kata Cak Imin kepada wartawan di Makkah, Selasa (18/6/2024) seperti dikutip dari detik.com. (diend)