Lindungi Generasi Negeri, Bebaskan Ruang Pendidikan dari Perundungan

Avatar

- Wartawan

Rabu, 11 Oktober 2023 - 19:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Imdad Faiha, Mahasiswi semester akhir IAIN Madura.

Imdad Faiha, Mahasiswi semester akhir IAIN Madura.

Oleh: IMDAD FAIHA, Mahasiswi IAIN Madura

INDONESIA mengalami darurat bullying. Sepanjang tahun 2023 ini kasus perundungan yang terjadi dalam lingkungan sekolah cukup banyak dan melibatkan banyak pihak untuk mengatasi perundungan yang terjadi dalam ranah pendidikan.

Melansir data dari  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kasus perundungan terhadap anak paling banyak dialami oleh siswa Sekolah Dasar. Kasus ini menjadi masalah serius yang  tidak hanya menunggu  tindak lanjut oleh pihak terkait Namun juga butuh  kesadaran kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya pemuda juga turut serta berkontribusi mencegah terjadinya perundingan dalam lingkungan pendidikan.

Lingkungan  yang seharusnya mencetak sumber daya manusia yang berpendidikan dan paham menempatkan diri sehingga anak mendapatkan perlindungan dan keamanan  dalam masa pendidikan mereka di sekolah.

Di  sisi lain , masalah perundungan tidak hanya dapat terjadi di jenjangusia tertentu atau diluar sekolah . melainkan  terletak pada dinamika sosial yang tak mengenal rentan usia dan pendidikan.

Instansi pendidikan harus mulai bersatu untuk mencetak anak-anak berpendidikan yang paham menempatkan diri. Bukan justru  menjadi sebuah bukti suram yang perlu diselidiki.

Perundungan terjadi akibat beberapa hal, termasuk masalah sosial  yang seringkali berakar pada rasa tidak aman, kecemburuan dan nafsu untuk mendominasi sekelompok atau perorangan yang dianggap lemah.

BACA JUGA :  4 Tradisi Unik Orang Madura Menyambut Lebaran Idul Fitri

Seringkali dari kasus-kasus yang telah terjadi bahwa pelaku ini memiliki kecenderungan untuk mengeksploitasi kelemahan demi keuntungan pribadi.

Sebab, konsekuensi dari perundungan atau bullying bukan  hanya merugikan pihak instansi namun juga sangat mendalam bagi para korban seringkali menderita trauma mendalam dan emosional yang berkepanjangan serta mengarah pada kecemasan depresi dan rasa ingin bunuh diri karena kasus-kasus yang telah mereka alami.

Selain itu, kasus perundungan  merupakan masalah sosial yang butuh tindakan kolektif karena jika tidak ada penindaklanjutan dari kasus-kasus yang telah ada sepanjang tahun 2023 ini, maka kasus perundungan akan terus menebarkan benih-benih agresi dan tindak kriminal lanjutan yang mungkin akan dialami oleh korban dalam lingkungan pendidikan.

Sekolah sebagai institusi pendidikan harusnya memiliki peran penting dalam melawan perundungan dan menjadi benteng pelindung  untuk anak didik. Pendidikan kita memiliki kekuatan untuk membentuk setiap jiwa dari warga negara untuk bertanggung jawab menolak kekejaman dan memperjuangkan hal-hal baik.

Kasus Perundungan atau bullying bukan hanya menjadi tanggung jawab institusi sekolah atau pendidikan namun unit keluarga yang merupakan sekolah pertama bagi anak- anak yang  juga memainkan peran penting untuk membentuk karakter individu.

BACA JUGA :  KOHATI Sebagai Role Model Gerakan Perempuan?

Orang tua sebagai keluarga yang harus menanamkan rasa empati yang mendalam kepada anak-anak mengedepankan nilai-nilai etika dan pemahaman tentang risiko dari tindakan mereka.

Dengan demikian orang tua atau unit keluarga juga berkontribusi terhadap pengembangan dan pembentukan karakter warga negara yang berhati nurani untuk merangkul anak-anak kita. Sebab kasus perundungan bukan hal sepele, kasus perundungan dapat menjadi masalah serius dalam pembentukan  karakter generasi negeri.

Korban  harus segera mendapatkan penanganan secara psikologis untuk menjalani tahapan penyembuhan dari trauma sekaligus  menguak fakta  melalui korban sebagai evaluasi pendidikan Indonesia .

Sebagai generasi penerus bangsa,Peran kita bersama untuk menjadi  pemuda yang berdaya dan mempertahankan dinamika sosial yang baik dengan berupaya  mengantarkan nilai-nilai moral dalam penguatan karakter individu.

Dengan demikian, kita  dapat berjuang bersama untuk  saling merangkul  dan melindungi. Mengantarkan generasi negeri  berani melawan perundungan untuk memutus mata rantai kriminalitas  dan benang penindasan yang akhirnya dapat terurai dari lingkungan kita. (*)

Berita Terkait

Bubarkan Uniba Madura!
Banjiri Internet dengan Konten Edukasi: Kunci Menuju Masyarakat Cerdas
Ketidakhadiran Bupati Sumenep dalam Retret Magelang: Antara Instruksi Politik dan Transparansi Publik
Kartu Kesempatan di Tahun 2025: Waktunya Beraksi
Tahun Baru, Antara Refleksi dan Evaluasi
Resolusi 2025: Menjaga Keseimbangan
Refleksi Diri dan Apresiasi: Menoleh Kembali untuk Maju Lebih Tangguh
Resolusi Sederhana 2025: Berani Hidup!

Berita Terkait

Jumat, 7 Maret 2025 - 22:14 WIB

Bubarkan Uniba Madura!

Kamis, 27 Februari 2025 - 11:48 WIB

Banjiri Internet dengan Konten Edukasi: Kunci Menuju Masyarakat Cerdas

Senin, 24 Februari 2025 - 16:03 WIB

Ketidakhadiran Bupati Sumenep dalam Retret Magelang: Antara Instruksi Politik dan Transparansi Publik

Rabu, 1 Januari 2025 - 16:37 WIB

Kartu Kesempatan di Tahun 2025: Waktunya Beraksi

Rabu, 1 Januari 2025 - 14:21 WIB

Tahun Baru, Antara Refleksi dan Evaluasi

Berita Terbaru

Kapolres Sampang AKBP Hartono didampingi Kasatreskrim AKP Safril Selfianto dan KBO Intel Ipda Suriyo foto bersama perwakilan Klik Madura Muksin Iksan usai silaturrahim.

Sampang

Klik Madura-Polres Sampang Pererat Sinergitas dan Kolaborasi

Jumat, 14 Mar 2025 - 22:13 WIB

Pengurus IWO Pamekasan foto bersama usai bagi-bagi takjil. (KLIKMADURA)

Pamekasan

Semarakkan Bulan Suci Ramadan, IWO Pamekasan Bagikan 500 Takjil

Selasa, 11 Mar 2025 - 09:52 WIB

Opini

Bubarkan Uniba Madura!

Jumat, 7 Mar 2025 - 22:14 WIB