Melepas Bulan Penuh Berkah

Avatar

- Wartawan

Selasa, 9 April 2024 - 15:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Achmad Muzammil

*Manajer Pengembangan Bisnis Klik Madura

——————

AMADAN telah berlalu, saatnya meraih kemenangan untuk umat yang merayakan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami hakikat idul fitri.

Alhasil, generasi baru penerus umat Nabi Muhammad yang eksis di sosial media menjadi sedikit “menyimpang” dari arti kemenangan sesungguhnya.

Cendekiawan muslim dan pakar fikih dari kalangan madzhab Hambali yang hidup pada abad ke-13, Ibnu al-Qayyim al-Jauzi, mengatakan: laisal ‘iid liman labisal jadiid, wa innamal ‘iid liman tha’atuhuu taziid (bukanlah berhari raya dengan pakaian baru, sesungguhnya berhari raya itu bagi orang bertambah ketaatannya).

Sebenarnya, bukan berarti dilarang untuk memakai outfit serba baru, tapi lebih diutamakan untuk mencari tahu maknanya terlebih dahulu.

Sebab, sebenarnya berhias dan memakai pakaian yang baik adalah bagian dari kesempurnaan idul fitri itu sendiri.

BACA JUGA :  Falsafah Hidup Kebangsaan

Tidak kalah penting dari itu, bulan syawal ini harus menjadi momen muhasabah untuk kita. Apakah ibadah di bulan Ramadhan sudah kita maksimalkan, apa terobosan bulan selanjutnya setelah ramadhan berlalu, dan apa yang harus kita perbaiki untuk ramdhan tahun depan jika masih diberi kesempatan hidup?

Semua harus digarisbawahi dengan benar. Terlebih anjuran atau sunnah nabi untuk merayakan hari raya ini sangat banyak sekali, selain melaksanakan sholat ied dan memakai pakaian serba baru.

Seperti menghidupkan malam idul fitri dengan banyak beribadah serta bertakbir, makan sebelum berangkat sholat ied, membedakan rute berangkat dan pulang ke masjid, dan masih banyak lagi anjurannya.

BACA JUGA :  Selama Ramadan, Disdik Pamekasan Gelar Kajian Kitab Kuning Metode Al-Fatih

Memang tidak semudah itu menjalankan ajaran dan anjuran yang sudah disyariatkan agama Islam, apalagi harus melawan tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun.

Akan tetapi, tidak ada istilah terlambat untuk kembali perlahan meluruskan niat, mengharap kemurnian pahala. Hasil akan ditentukan oleh mereka yang ingin akhirat, bukan kesenangan dunia yang sementara.

Terakhir, tugas kita hanya menebar benih. Menyampaikan kebaikan meskipun hanya sekapur sirih.

Meraih kemenangan dan melepas bulan penuh berkah, dengan harapan besar, generasi Z dan Sandwich tidak hanya mengenal idul fitri sebagai foto keluaraga, bersalaman, lalu unggah.

Lebih dari itu, melepas bulan penuh berkah adalah bencana ketika kita tidak bisa bersua lagi dengan Ramadhan tahun depan. Allahua’lam. (*)

Berita Terkait

Peran Sarjana di Era Disrupsi: Tantangan dan Peluang
Memaknai Maulid Nabi di Era Modern
Media Sosial sebuah Kontrol Sosial?
Krisis Kejujuran di Dunia Akademisi Indonesia
Pamekasan Masih Menyala
RUU Penyiaran: Ancaman Nyata Kebebasan Pers di Indonesia
Republik Sulap
Ironi Pembabatan Hutan Adat Papua: Antara Janji Manis dan Realita Pahit  

Berita Terkait

Senin, 30 September 2024 - 08:55 WIB

Peran Sarjana di Era Disrupsi: Tantangan dan Peluang

Minggu, 29 September 2024 - 14:54 WIB

Memaknai Maulid Nabi di Era Modern

Jumat, 20 September 2024 - 13:33 WIB

Media Sosial sebuah Kontrol Sosial?

Senin, 22 Juli 2024 - 09:23 WIB

Krisis Kejujuran di Dunia Akademisi Indonesia

Sabtu, 6 Juli 2024 - 16:31 WIB

Pamekasan Masih Menyala

Berita Terbaru

Warga melintas di depan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pamekasan.

Pamekasan

Jumlah Penerima BPNT di Pamekasan Turun Drastis

Sabtu, 5 Okt 2024 - 17:02 WIB