Pemandangan base plant PT Kangean Energi Indonesia (KEI) Ltd di Pulau Pagerungan Besar, Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. (Sumber foto: ideatree.id)
SUMENEP, KLIKMADURA – Eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) Blok Pagerungan Besar, Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep berlangsung sejak 30 tahun lalu. Tepatnya, pada akhir tahun 1993.
Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang mengelola sumber energi tidak terbarukan itu mengalami beberapa kali pergantian. Saat sekarang, perusahaan yang mengelola yakni, PT. Kangean Energi Indonesia (KEI) Ltd.
Produksi migas di blok tersebut mengalami penurunan yang signifikan. Data tersebut berdasarkan rilis Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
Pada tahun 2020, rata-rata produksi minyak Blok Pagerungan Besar tinggal 68 Barrel Oil Per Day (BOPD). Kemudian, pada tahun 2021 turun menjadi 64 BOPD. Kemudian, pada tahun 2022 semakin menurun menjadi 55 BOPD.
Penurunan juga terjadi pada produksi gas. Pada tahun 2020, rata-rata produksi 183.90 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Pada tahun 2021 semakin turun menjadi 161.21 MMSCFD dan pada tahun 2022 penurunannya semakin drastis di angka 124.16 MMSCFD.
Kepala SKK Migas Jabanusa Nurwahidi membenarkan produksi migas Blok Pagerungan Besar mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan, saat sekarang sudah memasuki fase decline.
”Produksi di Pagerungan (Besar) memang sudah memasuki fase decline setelah berproduksi sejak akhir tahun 1993,” katanya.
Dengan demikian, untuk saat sekarang, PT KEI Ltd mengandalkan produksi di blok lain. Yakni, Blok Terang Sirasun Batur (TSB). ”Produksi KEI saat ini mengandalkan lapangan TSB,” tandasnya. (diend)