PAMEKASAN, klikmadura.id – Pernyataan Bupati Baddrut Tamam terkait dirinya menggadaikan cicin istrinya demi memenuhi kebutuhan Idul Adha benar-benar memantik komentar dari berbagai kalangan.
Tidak terkecuali dari kalangan akademisi. Banyak orang tidak percaya seorang bupati harus menggadaikan emas demi mendapat uang senilai Rp 3 juta untuk memenuhi kebutuhan hari raya.
Dosen Ilmu Sosial dan Politik, Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah IAIN Madura, Sukron Romadhon memiliki pendapat lain tentang pernyataan Bupati Baddrut Tamam.
Dia menduga, ada muatan politik dalam pernyataan orang nomor satu di Pamekasan itu. Pengakuan menggadaikan emas tersebut dinilai sebagai politik pencitraan.
Sukron menyayangkan pernyataan kontroversi itu muncul dari bupati. Sebab, dinilai kurang relevan dengan posisi pejabat publik yang saat ini diemban. “Bisa jadi itu politik pencitraan;” terangnya.
Sebelumnya, Bupati Baddrut Tamam ramai diperbincangkan. Sebab, politisi PKB itu mengaku harus menggadaikan cincin istrinya demi memenuhi kebutuhan Idul Adha. (has/diend)