PAMEKASAN || KLIKMADURA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Branch Office Pamekasan menegaskan komitmennya dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program tersebut bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan makanan bergizi kepada kelompok rentan, seperti anak-anak, ibu hamil, dan keluarga prasejahtera. Langkah ini sejalan dengan visi menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif sebagai pilar Indonesia Emas 2045.
Branch Manager BRI Pamekasan, Octarez Abi Ibrahim, menyampaikan bahwa program MBG mendukung Asta Cita ke-4 Presiden RI, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia melalui kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan.
“Program MBG ini adalah investasi jangka panjang dalam human capital. Dengan memperbaiki nutrisi dan pangan, kita dapat mempersiapkan generasi unggul yang menjadi fondasi kemajuan bangsa,” ujar Octarez.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk delapan BUMN, termasuk BRI, untuk berkolaborasi mendukung program ini. Erick menginstruksikan BRI menyiapkan skema pinjaman bagi pemasok bahan baku makanan bergizi guna memastikan keberlanjutan program MBG.
BRI juga memanfaatkan platform digital Pasar Rakyat Indonesia (PARI) untuk menghubungkan petani, peternak, dan pelaku usaha mikro dengan pasar. Inisiatif ini bertujuan memberdayakan pelaku UMKM dan memperluas jangkauan pemasaran komoditas pangan.
“Kami mendukung penuh pemberdayaan UMKM, termasuk melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini bertujuan meningkatkan omzet dan skala usaha pemasok yang terlibat dalam program MBG,” tambah Octarez.
Hingga November 2024, BRI mencatatkan penyaluran KUR sebesar Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM, dengan 39,62 persen di antaranya disalurkan pada sektor pertanian. Langkah ini memperkuat peran BRI sebagai penggerak utama pemberdayaan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi dan pemberdayaan, BRI berharap dapat mendukung kemandirian pangan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif,” tutup Octarez. (ibl/diend)