Wisatawan menikmati keindahan Pantai Jumiang, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu.
PAMEKASAN, klikmadura.id – Capaian pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2022 dari sektor pariwisata mengecewakan. Dari total target Rp 90 juta, capaiannya hanya 34 persen. Minimnya capaian tersebut diduga lantaran terjadi kebocoran retribusi objek pariwisata.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Imam Hosairi mengaku miris dengan pencapaian PAD wisata tahun 2022. Sebab, capaiannya sangat rendah. Pada tahun anggaran 2023 juga mengalami hal serupa.
PAD yang dikumpulkan dari sektor pariwisata juga masih sangat rendah. Yanki, Rp 6.759.600. Padahal, saat sekarang sudah memasuki akhir semester pertama.
“Ada dua hal kenapa PAD wisata rendah. Pertama, sarana dan prasarana belum layak dan juga belum memperbalakukan portalisasi sehingga rawan terjadi kebocoran,” terangnya.
Politisi PKB itu berharap, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) memiliki terobosan inovatif untuk serius mengembangkan sektor wisata. Sebab, potensi yang dimiliki sangat memungkinkan menjadi sumber PAD.
“Kalau sarana diperbaiki, fasilitas dilengkapi dan diberlakukan portalisasi, saya kira PAD wisata akan naik,” terangnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata, Disporapar Pamekasan Moh. Zahri tidak berharap banyak untuk bisa mencapai target PAD. Pasalnya, destinasi yang dikelola hanya tiga titik. Yakni, Pantai Talang Siring, Pantai Jumiang, dan Ekowisata Mangrove, Lembung.
Sementara, anggaran untuk kegiatan fisiknya direlaksasi dari Rp 20 juta menjadi Rp 11 juta. Sedangkan kelengkapan fasilitas sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan dan capaian PAD.
“Tahun kemarin saja tidak tercapai, apalagi sekarang, ditambah anggaran fisiknya dipangkas 50 persen. Untuk mendongkrak PAD, harus ada pengunjung, dan untuk menarik pengunjung, destinasi itu harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai,” terang Zahri. (has/diend)