PAMEKASAN || KLIKMADURA – Penyegelan SDN Tamberu 2 hingga menyebabkan ratusan siswa harus belajar di rumah warga menuai sorotan. Terlebih, karena Kabupaten Pamekasan terkenal sebagai kota pendidikan.
Sekertaris Dewan Pendidikan Pamekasan Mohammad Subhan menyangkan penyegelan SDN Tamberu 2 itu. Sebab, tindakan itu mengakibatkan siswa harus belajar di rumah warga.
“Satu hari siswa terlantar maka akan sangat merugikan mereka, masyarakat pasti menginginkan anaknya menerima pendidikan yang baik, sementara di lapangan malah ditempatkan di garasi rumah warga,” katanya.
Subhan sangat berharap pemerintah segera turun tangan. Sebab, jika tidak disegerakan nasib siswa akan terus terlantar. “Masalah ini harus secepatnya diselesaikan,” katanya.
Menurut Subhan, perosoalan tersebut sebenarnya sangat mudah diselesaikan. Yakni, cukup dengan berkomunikasi baik dengan para pihak.
“Evaluasi kami, ini hanya persoalan komunitasi saja, jadi sebenarnya sangat mudah diselesaikan. Persoalannya, mau atau tidak untuk berkoordinasi,” katanya.
Saat ini, kata Subhan, Dewan Pendidikan tengah menyusun draf peraturan bupati terkait komite sekolah. Tujuannya, untuk mengantisipasi terjadinya hal yang serupa seperti di SDN Tamberu 2.
“Draf dibuat untuk mengantisipasi terjadinya persoalan seperti ini lagi. Peran komite sekolah dan peran orang tua siswa sudah tercover di draf yang kami buat,” katanya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Khairul Umam mengaku sangat prihatin melihat kondisi siswa SDN Tamberu 2.
“Semestinya, kita menyediakan pendidikan yang layak karena itu hak paling dasar bagi mereka, faktanya mereka harus menerima kenyataan itu,” katanya.
Dewan meminta pemkab segera menyelesaikan persoalan tersebut agar siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan nyaman.
“Saya harap pemerintahan dan pihak terkait bisa duduk bersama untuk menginisiasi terjadinya konflik tersebut,” pungkasnya. (ibl/diend)