PAMEKASAN || KLIMADURA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan terus mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pamekasan.
Berbagai kebijakan dilakukan untuk mewujudkan pemerataan ekonomi itu. Khususnya, di bidang distribusi anggaran.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Umam menyampaikan, tingkat pertumbuhan ekonomi di Pamekasan terus meningkat.
Pertumbuhan ekonomi tersebut diketahui dari data terakhir di tahun 2023 yang mencapai hampir 5 persen.
“Secara umum, pertumbuhan ekonomi kita bagus, tapi variabel-variabelnya tidak merata di semua lini,” katanya.
Kesimpulan awal bahwa yang berkontribusi pada peningkatan ekonomi itu hanya sebagian masyarakat.
Dengan demikian, DPRD Pamekasan memiliki tekad bulat untuk melakukan pemerataan pertumbuhan ekonomi.
“Bahwa ada masyarakat kaya di Pamekasan iya, tapi jug1a ada masyarakat miskin, itu yang perlu kita meratakan. Pemerataan ekonomi ini yang menjadi tekad bulat kita,” katanya.
Umam menyampaikan, sektor tembakau dan perdagangan menjadi salah satu sektor pemacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pamekasan. Berbanding terbalik dengan nelayan dan UMKM yang masih kurang.
“Meskipun pertumbuhan ekonomi bagus tapi pemerataannya yang mejadi catatan bagi kami, ini yang menjadi tugas DPRD Pamekasan kedepan,” katanya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengakui bahwa kehadiran pengusaha tembakau sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Terbukti tahun 2022 sampai tahun 2023 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Kehadiran pengusaha baru itu sangat bagus karena bisa jadi rol model, semoga bisa lebih banyak lagi pengusaha sukses tumbuh di Pamekasan,” harapnya.
Dengan banyaknya pengusaha, penganguran memiliki peluang untuk bekerja. Kemudian, masyarakat yang bekerja di rumah yang tidak memiliki ijazah juga bisa tercover.
Umam berharap semoga akan lahir banyak pengusaha-pengusaha baru di Pamekasan sehingga ketimpangan ekonomi tidak akan terjadi.
“Pola pikirnya jangan yang kaya makin kaya yang miskin makin miskim. Jangan begitu pola pertumbuhan ekonominya, tapi yang kaya tetap kaya yang miskin menjadi kaya,” tandasnya. (ibl/diend)