PAMEKASAN || KLIKMADURA – Untuk kali pertama setelah dilantik menjadi Meteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam jajaran Kabinet Merah Putih, Arifatul Choiri Fauzi pulang ke tanah kelahirannya, Madura. Dia mengunjungi sanak saudaranya di Bangkalan dan Pamekasan.
Perempuan kelahiran Bangkalan mengawali lawatannya di Bangkalan. Kemudian, dilanjutkan berkunjung ke Pondok Pesantren Asyyafiiyah, Tamberu Agung, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Jumat (6/12/2024).
Dalam lawatan keluarga tersebut, perempuan yang juga menjabat Sekretaris Umum PP Muslimat NU itu menitipkan perbaikan moral di pesantren.
Pada Klik Madura, Arifa mengaku sangat prihatin terhadap peristiwa tragis yang viral di Madura terkait pembunuhan dan pembakaran mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) beberapa waktu lalu.
Dia mengingatkan semua masyarakat, khususnya para orang tua untuk proaktif mengawasi putra putrinya.
“Kejadian ini menjadi teguran untuk kita semua sebagai orang tua, apapun aktivitas anak di luar rumah harus tetap dalam pengawasan orang tua,” kata Arifa.
Tidak hanya itu, perempuan berjilbab tersebut juga mengajak pesantren untuk berjibaku ikut andil dalam perbaikan moral dan akhlak anak didik.
Dengan memberikan ilmu agama yang diterapkan di lingkungan pesantren, diharapkan mampu membentengi tindakan kekerasan yang dilakukan kepada anak ataupun perempuan.
“Selain orang tua, pesantren juga harus ikut andil dalam perbaikan akhlak anak-anak sebagai aset generasi masa depan bangsa,” katanya.
Meski kasus pembunuhan dan pembakaran mahasiswi UTM tersebut menambah deretan citra buruk Madura, namun Arifa tetap mengaku bangga menjadi perempuan kelahiran Madura.
“Kuncinya adalah perempuan harus berdaya untuk sekitar, sehingga nantinya mampu menebar manfaat untuk kemajuan di keluarga, desanya, kecamatan, kabupaten hingga Negara Republik Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu Kiai Alhumaidi Busthomi, Pengasuh PP Asyafiiyah yang didampingi istri tercinta Nyai Hafsah Masduki yang juga Ketua PAC Muslimat NU Batumarmar mengaku bahagia atas lawatan keluarga itu.
Meski hanya lawatan keluarga, namun kedatangan Menteri Arifa diakui sangat berdampak bagi Pondok Pesantren.
“Banyak yang dititipkan ibu menteri kepada kami selaku pengasuh dan itu menjadi amanah yang harus kami jalankan. Di antaranya, tentang akhlak dan moral santri,” katanya.
Kiai Al berharap, apa yang diperjuangkan pesantren mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Dengan demikian, PP Asyafiiyah mampu mencetak santri yang tidak hanya memiliki ilmu tapi juga diikuti dengan akhlak yang sempurna.
“Bismillah semoga amanah dan nasihat yang diberikan Ibu Menteri bisa kami laksanakan dengan baik,” pungkasnya. (ri/pen)