Para ketua Ormawa Fakultas Tarbiyah, IAIN Madura saat menggelar rapat.
PAMEKASAN, KLIKMADURA – Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura mengecam keras dugaan pelecehan yang dilakukan oknum dosen terhadap mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI). Kasus tersebut akan menjadi kawalan bersama.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PAI Chairul Anwar mengaku menerima aduan dari mahasiswi berinisial E. Dalam aduan itu, mahasiswi angkatan 2023 itu mengaku dilecehkan oleh oknum dosen berinisial IH.
Atas kejadian tersebut pihaknya mengecam keras atas tindakan tak pantas yang diduga dilakukan seorang pendidik itu. Tindakan tersebut mencoreng nama baik institusi IAIN Madura dan menimbulkan keresahan di tengah mahasiswa.
“Mahasiswi trauma mengikuti matakuliah yang diampu dosen tersebut karena dikahwatirkan (pelecehan) terjadi ke mahasiswi lainnya,” Chairul.
Menurut Chairul, persoalan tersebut harus diusut secara tuntas. Sebab, sangat tidak pantas seorang dosen atau pendidik berperilaku seperti itu. “Seharusnya dosen memberikan bimbingan dan mengarahkan terhadap hal positif bukan memberikan contoh yang tak pantas ditiru,” ujarnya.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah Muhibb Mardhaqus menyampaikan dengan tegas bahwa dirinya akan mengawal kasus tersebut sampai tuntas. Menurut dia, kejadian itu melanggar kode etik dosen dan menciderai almamater kampus IAIN Madura.
“Saya berharap pimpinan kampus IAIN Madura khususnya pimpinan Fakultas Tarbiyah untuk melakukan tindakan secepatnya terhadap salah satu oknum dosen itu, jika sampai hari Senin (13 November 2023) tidak ada tindakan dosen, kami akan layangkan surat aksi,” katanya dengan tegas.
Aktivis PMII tersebut menyampaikan, dalam kurun 1 tahun dosen yang diduga melakukan pelecehan itu juga pernah melakukan pelanggaran. Yakni, berjualan buku terhadap mahasiswa. Kemudian, sekarang ditambah dugaan pelecehan.
“Saya harap diberhentikan dari kampus IAIN Madura karena sudah berulang-ulang melakakukan pelanggaran dan mencoreng nama baik kampus IAIN Madura,” ucap aktivis yang karib disapa Miko itu. (ibl/diend)