PAMEKASAN, klikmadura.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura terus bergerak cepat dalam memenuhi persyaratan peralihan status menjadi universitas. Sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada terus disiapkan secara maksimal.
Penambahan empat professor atau guru besar oleh Kementerian Agama (Kemenag) menjadi modal besar bagi IAIN Madura untuk melakukan transformasi atau alih status menjadi UIN Madura.
Rektor IAIN Madura Dr. H. Syaiful Hadi M.Pd menerangkan, IAIN Madura sudah sangat layak beralih status menjadi UIN Madura. Penilaian itu jika melihat kondisi kampus dari sarpras dan SDM saat ini.
“Yang terpenting kami sebagai institusi berjuang memperbaiki, eksternal boleh menilai dan itu akan menjadi kritik dan saran untuk perbaikan kampus kedepannya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, IAIN Madura sudah luar biasa dengan adanya tambahan 4 professor atau guru besar. Dengan demikian, totalmada 7 guru besar. Bahkan, 6 di antaranya lahir dari rahim IAIN Madura sendiri.
“IAIN Madura sudah top, sudah ada 7 professor yang diharapkan akan memperkaya aktivitas akademik dan kemajuan lainnya,” ucapnya.
Ketujuh profesor itu yakni, Prof. Dr. Zainuddin Syarif, M.Ag, guru besar di bidang Ilmu Pemikiran Politik Islam. Kemudian, Prof. Dr. Moh. Zahid, M.Ag sebagai guru besar dalam Bidang Ilmu Ulumul Qur’an, serta Prof. Dr. H. Asyari M.Ag.
Tambahan guru besar baru yang telah dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka pada Sabtu (05/08/2023) yakni, guru besar bidang Pendidikan Islam, Prof. Dr. Mohammad Kosim, M.Ag dan Prof, Dr. Muchlis Solichin, M.Ag.
Sedangkan Prof. Dr. Siswanto, M.Pd.I merupakan guru besar di bidang Filsafat Pendidikan Islam dan Prof. Dr. Maimun, M.H.I bidang Hukum Islam.
Syaiful Hadi berharap, alih status itu segera terlaksana. Dia menargetkan, tahun ini IAIN Madura sudah bertransformasi menjadi UIN Madura.
Peralihan status itu diharapkan bermanfaat bagi masyarakat Madura dan Indonesia pada umumnya. Beberapa pengembangan program studi akan dilakukan manakala perubahan status itu sudah terealisasi. Di antaranya, prodi tentang islamic studies, sosial humaniora dan ketiga ilmu-ilmu eksakta.
“Hal itu akan menjadi kebanggaan kita bersama kedepannya, tidak meninggalkan kultur keislamannya tapi bisa terintegrasi. Makanya kami menyebut bahwa IAIN Madura menjadi UIN Madura adalah kampus Tanean Lanjhang ilmu pengetahuan Islam integratif,” tuturnya dengan penuh semangat. (zhrh/diend)