Asisten Psikolog Surabaya Ach. Fauzan, S.Psi saat berkunjung ke Kantor Redaksi Klik Madura di Jalan Raya Buddagan, Jokotole Residence, Pamekasan.
PAMEKASAN, KLIKMADURA – Fitria, perempuan berusia 23 tahun asal Dusul Lorpolor, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang tega membunuh Siti Maimuna, 30, tetangganya sendiri.
Keberanian melakukan aksi pembunuhan itu didorong rasa cemburu dan sakit hati yang memuncak. Fitria sakit hati karena suami Siti Maimuna yang tak lain adalah selingkuhannya berencana menetap di Surabaya.
Fitria mengambil jalan pintas dengan menghabisi nyawa Siti Maimuna agar rencana menetap di Surabaya itu gagal. Kemudian, dia bisa melanjutkan hubungan gelap yang telah berjalan sekitar dua tahun itu.
Benarkan cemburu bisa mendorong seseorang bertindak jahat sampai berani melakukan aksi pembunuhan?
Asisten Psikolog Ach. Fauzan mengatakan, cemburu lumrah dimiliki setiap orang. Pada saat seseorang yang dicintai berpaling, maka cemburu itu secara otomatis muncul.
Hanya saja, tidak semua orang cemburu terdorong melakukan hal-hal negatif seperti memukul atau bahkan membunuh. Biasanya, tindakan tersebut dipengaruhi banyak faktor.
Salah satunya, tekanan psikis orang yang mengalami cemburu. Jika tekanan tersebut dipendam dalam waktu lama, biasanya keluarlah tindakan-tindakan di luar nalar seperti pembunuhan.
“Tekanan psikis yang dipendam dari sekian waktu, demi memenuhi hasrat batinnya yang sudah lama tersakiti akhirnya melakukan hal-hal di luar nalar. Termasuk melakukan pembunuhan,” katanya.
Pria asal Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan itu menyampaikan, rasa ingin menguasai sepenuhnya terhadap orang yang dicintai menimbulkan reaksi yang datang dalam diri seseorang karena merasa terancam kehilangan cinta dan kasih sayang.
“Faktor kesepian dan ingin menguasai sepenuhnya orang yang dicintai juga jadi faktor orang melakukan pembunuhan saat cemburu, karena besarnya rasa takut kehilangan,” katanya.
Salah satu solusi untuk mengendalikan diri saat cemburu adalah mengatur nafas dan istighfar. “Kekuatan istighfar itu sangat dahsyat,” tukas alumni Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu. (diend)