PAMEKASAN, KLIKMADURA – Program Satu Guru Satu Buku (Sagusaku) yang diprakarsai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan berlangsung sukses. Terbukti, sebanyak 253 buku berhasil lahir dari tangan para pendidik di Kota Gerbang Salam.
Ratusan buku itu dipamerkan dalam kegiatan Gebyar Literasi 2023 yang digelar di SDN Bugih I, Sabtu (16/9/2023). Kegiatan tersebut dihadiri Ketua DPRD Pamekasan Halili Yasin dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini menyampaikan, Gebyar Literasi 2023 itu mengusung tema “Melalui Literasi Kita Bisa Menginspirasi”. Kegiatan tersebut sebagai puncak perayaan lahirnya ratusan buku yang dihasilnya guru melalui program Sagusaku.
“Dalam kegiatan ini kami memberikan bekal dalam bentuk short course bagi para guru dengan program satu guru satu buku agar guru menjadi pembaca dan penulis yang baik.” katanya.
Disdikbud juga menggelar diskusi panel untuk berbagi pengalaman antara guru yang sudah menulis dengan guru yang belum menghasilkan karya buku. Harapannya, para guru itu termotivasi dan segera menulis.
“Dengan terbitnya 253 judul buku, membuktikan bahwa program Sagusaku ini sangat membantu para guru untuk terus mengembangkan potensi menulisnya,” kata Zaini.
Mantan Kepala Perpustakaan Daerah itu menyampaikan, setiap tahun diupayakan ada buku hasil karya para guru. Tahun 2023 saja, sebanyak 30 judul buku berhasil diterbitkan.
Penerbitan ratusan buku itu bekerja sama dengan media guru Indonesia dan beberapa penerbit lainnya. Penerbit juga memberikan bimbingan dan arahan kepada para guru agar bisa menulis lebih baik lagi.
Zaini Berharap gerakan menulis buku itu terus berjalan dan menjadi budaya. Dengan demikian, dunia literasi di Pamekasan, khususnya di kalangan tenaga pendidik semakin menggeliat.
“Siapapun kepala dinas dan pemimpin daerahnya, kami harap agar program ini terus dikembangkan agar guru bisa menjadi penulis profesional,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Pamekasan Halili Yasin mengpresiasi kegiatan gebyar literasi itu. Terlebih, karena ratusan buku lahir dari tangan kreatif para guru.
“Kita harus konsisten dalam mengembangkan budaya literasi agar tingkat membaca dan menulis di Kabupaten Pamekasan terus meningkat,” tandasnya. (ibl/diend)