PAMEKASAN || KLIKMADURA – Ancaman pelecahan seksual mengintai mahasiswi Pamekasan yang tinggal di salah satu rumah kos di Perumnas Tlanakan Indah, Blok M12. Mahasiswi berusia 20 tahun adalah korbannya.
Saat diwawancara Klik Madura, mahasiswi asal Kecamatan Pasean, Pamekasan itu menceritakan kronologi kejadian tidak menyenangkan tersebut. Pada hari Kamis (19/9/2024) sekitar pukul 19.59 WIB dia berada di kamarnya.
Tiba-tiba, si pemilik rumah kos itu masuk dengan alasan ingin meminta uang sewa. Si mahasiswi itu kaget karena si pemilik kos masuk tanpa izin dan mengetuk pintu.
“Saat itu saya sedang istirahat, saya sangat terkejut dan langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam,” katanya.
Tidak hanya sekali pemilik kos tersebut bertindak aneh. Pria berinisial SR itu juga sering datang ke kos malam hari dan duduk di depan kamar mahasiswi tersebut.
“Beberapa waktu lalu, saya datang dari mengerjakan tugas kelompok sekitar pukul 22.30 WIB. Ternyata, bapak kos ada di depan kamar saya. Saya merasa takut. Apalagi saat itu saya sendirian di lantai bawah,” katanya.
Mahasiswi semester 7 tersebut juga mendapatkan pesan tidak sopan dari SR. Yakni, SR meminta dilayani dengan imbalan tidak perlu bayar uang kos.
“Kalau sekarang embak ke kos, pintunya jangan dikunci. Saya kasihan ke embak. Kalau melayani saya embak bebas uang kost selamanya,” isi pesan pemilik kos tersebut.
Saat dikonfrontir berkaitan dengan pesan bernada pelecahan itu, si pemilik kos berdalih agar mahasiswi tersebut segera membayar tunggakan.
“Biar cepat bayar sewa kos, karena embak ini nunggak, makanya saya ancam seperti itu mas,” kata SR saat dihubungi melalui telpon.
Sementara itu, beberapa penghuni kos lainnya mengaku merasa khawatir dengan kejadian tersebut. Bahkan, mereka was-was untuk tetap tinggal di tempat itu.
“Penghuni disini sudah mengikuti aturan. Walaupun ada yang nunggak, mereka tetap bayar ketika sudah ada kiriman dari keluarga,” kata salah satu penghuni yang enggan disebutkan namanya.
Kasus tersebut menjadi perhatian berbagai pihak. Termasuk organisasi mahasiswa dan komunitas karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada mahasiswi. (san/diend)