PAMEKASAN || KLIKMADURA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Puskesmas Pademawu menjadi perhatian serius. Hingga saat ini, tercatat delapan kasus penyakit mematikan itu yang terjadi terhadap anak-anak dan remaja.
Petugas kesehatan bergerak cepat dengan mengintensifkan upaya pencegahan, termasuk fogging di sejumlah desa yang terdampak.
Penanggung Jawab DBD Puskesmas Pademawu, Hendra mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk meminimalkan penyebaran penyakit tersebut. Salah satunya, gencar melakukan fogging.
“Sudah 8 kasus DBD yang terdata di wilayah Puskesmas Pademawu, rata rata yang terdampak umur 5 tahun hingga umur 10 tahun, namun ada juga yang remaja diatas 10 tahun,” ujarnya.
Hendra menjelaskan, selain fogging, ada beberapa langkah yang juga dilakukan. Salah satunya, siaran keliling satu bulan sekali untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Petugas juga membagikan abate secara selektif untuk membasmi jentik nyamuk di sumber air warga.
“Pada bulan Januari ini, kami telah melakukan fogging di empat desa, yaitu Desa Pademawu Barat, Desa Bunder, Desa Murtajih, dan Desa Sentol,” katanya.
Hendra juga menekankan bahwa fogging tidak cukup untuk memberantas DBD sepenuhnya. Ia mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M.
Yakni, menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan mendaur ulang sampah.
“Dengan PSN, kita dapat membunuh jentik nyamuk dan mencegah perkembangbiakan nyamuk. Upaya ini jauh lebih efektif dalam jangka panjang,” ujarnya.
Hendra berharap, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit DBD. “Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan agar kasus DBD di wilayah ini dapat ditekan,” tandasnya. (ibl/diend)