SAMPANG || KLIKMADURA – Warga Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang mendatangi Kantor Layanan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Trunojoyo Sampang, Senin (7/10/2024).
Mereka mengeluhkan kualitas air bersih yang disalurkan kepada warga. Sebab, selama tiga bulan terakhir, warga mengaku mengonsumsi air yang tidak layak dikonsumsi, warnanya keruh dan berbau.
Ketua Ikatan Remaja Halelah (IKRAH) Mohammad Faisol mengatakan, kualitas air di kelurahannya tidak layak konsumsi. Warnanya sangat keruh, rasanya asin dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Faisol menyampaikan, seharusnya pihak Perumdam Trunojoyo segera mengatasi persoalan tersebut. Tapi, sayangnya kondisi air tidak layak konsumsi itu tetap disalurkan meski sudah tiga bulan berjalan.
Pendistribusian air keruh dan tidak layak konsumsi itu dinilai melanggar aturan. Yakni, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
“Pada pasal 5 ayat 3 dijelaskan bahwa harus air aman dari kemungkinan terkontaminasi,” tegasnya.
Supriyanto Hartono, warga lainnya juga sangat menyayangkan terhadap kelalaian Perumdam Trunojouo itu. Dia menilai, kontrol terhadap kualitas air bersih yang disalurkan kepada warga khususnya Kelurahan Polagan sangat lemah.
“Seharusnya kualitas air bersih dijaga secara intensif, khawatir air yang keruh akan terkontaminasi dengan bakteri yang akan membawa penyakit dan alergi terhadap masyarakat,” jelasnya.
“Anak kecil rawan terkena gatal-gatal karena kualitas air buruk. Sudah 3 bulan ini air dibiarkan dikonsumsi masyarakat meski kondisinya keruh dan berbau,” imbuhnya.
Sayangnya, meski kualitas air yang dikonsumsi masyarakat sangat tidak layak, tetapi tarif pembayarannya tetap sama dengan pelanggan lain yang mendapat air bersih dan layak konsumsi.
“Kondisi ini tentunya sangat tidak adil dan sangat merugikan bagi kami, kami tidak dapat air bersih, namun harus tetap membayar normal,” ungkap Supri.
Sementara itu, Humas Perumdam Trunojoyo Sampang Teguh Prawira menerangkan, pada tahun 2024 akhir, air mengalami kualitas lebih buruk daripada tahun lalu.
“Perumdam melihat penyebab awal, yakni karena musim kemarau, kemudian pada bulan Maret 2024 sempat terjadi gempa yang menyebabkan pergeseran struktur bumi dan efek patahan, sehingga semenjak itu kualitas aliran sumur bor berubah. Air jadi tercemar dan mengeluarkan bau tidak sedap,” ungkapnya.
Teguh menyebut, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Mulai dari mencari sumber baru, pemasangan pompa, melakukan campuran bahan kimia standart layak dan melakukan pencucian sumber atau flasing.
“Namun aliran air bersih hanya bertahan selama dua minggu, setelah itu kembali lagi menjadi keruh,” jelasnya.
“Upaya sudah kami lakukan namun belum berhasil penuh, jadi kami hari ini juga melakukan koordinasi dengan PDAM Surabaya untuk meminta petunjuk dan solusi dari permasalahan yang dialami masyarakat Sampang,” tambahnya.
Ia meminta warga Polagan untuk bersabar. Sebab, pihak Perumdam Trunojoyo sedang melakukan upaya meminta petunjuk dari PDAM Surabaya.
“Untuk tarif pembayarannya itu juga akan kami koordinasikan dengan pimpinan, karena kami hanya bawahan yang tidak bisa menetapkan apapun,” pungkasnya. (zhr/diend)