SAMPANG, KLIKMADURA – Kepemimpinan Bupati Sampang H. Slamet Junaidi mendapat sorotan. Pemicunya, karena orang nomor satu di Bumi Trunojoyo itu tidak memberi ampun kepada ASN yang tidak sejalan. Yakni, langsung dimutasi.
Aktivis Laskar Anti Korupsi Indonesia Anam mencatat beberapa rapor merah Bupati Sampang H. Slamet Junaidi. Dia menilai, banyak pejabat dimutasi hanya gara-gara masalah sepele.
Pada awal memimpin, Haji Idi mencopot jabatan Camat Banyuates, Jauhari Candra hanya gara-gara tiang bendera. Bahkan, eselon jabatannya juga diturunkan.
Kemudian, Haji Idi juga mengganti Pj Kades Tamberu Barat, Muhammad Haris. Penyebabnya, karena tidak mau menandatangani berkas rencana tukar guling SDN 1 Tamberu Barat.
“Eselon jabatannya juga diturunkan. Otomatis gajinya juga berkurang. Kenapa waktu itu Pak Haris tidak tangan? Karena ditekan oleh masyarakat, supaya tidak terjadi tukar guling,” terang Anam.
Lalu, Haji Idi juga memutasi H Suja’i dari staf Trantib Kecamatan Robatal ke Kecamatan Sreseh. Pemicunya, diduga karena politik desa. “Kasihan sekali, rumahnya di Desa Tobai Barat, harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam,” terangnya.
Selanjutnya, pejabat yang dimutasi adalah Junaidi. Sebelumnya, dia menjabat di Satpol PP Sampang kemudian dimutasi ke Kecamatan Banyuates. Diduga kuat, mutasi tersebut hanya gara-gara pemilihan ketua PSSI Sampang.
Anam juga mencatat beberapa pembangunan di Sampang yang belum tuntas. Salah satunya, jalan poros kabupaten seperti Kedungdung – Bringkoneng dan Tambelengan – Banyuates. Alasannya, karena anggaran dipangkas akibat Covid-19.
“Pemimpin yang menjadi idaman rakyat itu humanis dan lemah lembut. Bukan dengan gaya diktator zaman orde baru,” tegas Anam. (ries/diend)