SAMPANG || KLIKMADURA – Debat publik kedua Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Sampang 2024 kembali digelar di Gedung Graha Pena Surabaya, Selasa (12/11/2024) malam.
Pada debat tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang mengusung tema “Meningkatkan Layanan Publik yang Inovatif, Inklusif dan Berkeadilan dalam Upaya Menyelesaikan Persoalan Daerah,”.
Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 01 KH. Muhammad bin Muafi – H. Abdullah Hidayat memaparkan strategi yang akan dilakukan untuk membangun dan mengembangankan ekonomi Desa.
Salah satunya, dengan merealisasikan program hilirisasi komoditas yang dimiliki desa. Mengingat, banyak sekoli potensi yang dimiliki desa di Kabupaten Sampang.
Kyai Mamak – sapaan akrab KH. Muhammad bin Muafi mengatakan, ekonomi desa merupakan pilar penting dalam pembangunan. Dengan demikian, diharapkan program pembangunan di Kabupaten Sampang bersumber dimulai dari desa.
Ia menyebut, pengembangan ekonomi desa bukan hanya bertumpu pada pengelolaan badan usaha milik desa (BUMDes). Tetapi juga pada ekonomi mikro atau UMKM.
“Kami melihat ada banyak potensi desa yang bisa dikelola dan dikembangkan. Seperti pertanian, perikanan, kelautan dan sektor garam yang memiliki potensi untuk dihilirkan atau ditingkatkan nilai tambah komoditasnya,” ungkap pria yang juga Ketua Partai Golkar Sampang itu.
Kyai Mamak melanjutkan, ada tembakau yang bisa dihilirkan menjadi tembakau yang dioven dan disimpan. Bahkan mungkin, suatu hari nanti akan ada pabrik rokok resmi yang berdiri di Sampang, sehingga tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Hilirisasi tersebut tentunya membutuhkan kemampuan dan keterampilan yang mempuni,” katanya.
“Makanya, dalam visi kami terdapat program vokasi untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan keterampilan dalam bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global. Visi ini bukanlah hal mustahil bila diiringi strategi yang tepat,” imbuhnya.
Menurutnya, jika program hilirisasi diterapkan, diharapkan setiap desa tidak hanya memproduksi satu potensi Sumber Daya Alam (SDA) saja. Tetapi, juga dalam berbagai potensi-potensi lain yang dapat dikembangkan.
Dengan demikian, setiap desa terpacu untuk selalu meningkatkan diversifikasi produk dan daya saing antara satu desa dengan dessa lainnya.
Dengan begitu, implementasi dari kosep “Desa Membangun” memberikan kesempatan bagi setiap pelaku ekonomi desa untuk mengembangkan inovasi dan kreativitasnya masing-masing.
“Ketika hilirasisi sudah berjalan, maka akan tercipta lapangan pekerjaan, lalu pemerintah akan datang untuk membantu membenahi manajemen, peralatan, dan akses permodalan,” pungkasnya. (zhr/diend)