SAMPANG, KLIKMADURA – Tidak dianggarkannya even tahunan karapan sapi di Sampang mendapat sorotan dari anggota legislatif. Pasalnya, pemerintah dianggap lebih memilih menggelar off road dibanding pagelaran budaya itu.
Anggota Komisi IV DPRD Sampang Moh Iqbal Fathoni mengatakan, pagelaran karapan sapi yang akan dilaksanakan di Lapangan Priok Jet Matic Ketapang pernah dibahas dengan dewan. Namun, memang akhirnya tidak teranggarkan.
Sebab, APBD Sampang mengalami defisit sekitar Rp 38 miliar. Akibatnya, sejumlah anggaran di organisasi perangkat daerah (OPD) harus direfocusing.
“Benar, acara tahunan pagelaran karapan sapi di Ketapang tidak dianggarkan oleh Disporabudpar akibat refocusing anggaran,” kata pria yang akrab disapa Fafan itu.
Politisi PPP itu menyampaikan, sebenarnya kegiatan kebudayaan itu bisa dianggarkan melalui DBHCHT. Seperti kegiatan off road yang juga dianggarkan melalui dana tersebut. “Untuk Off Road dianggarkan kok,” terangnya.
Fafan menyampaikan, sebenarnya daripada dianggarkan untuk Off Road lebih baik dianggarkan untuk karapan sapi. Sebab, kegiatan tersebut merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. “Kalau Off Road kan hanya ego bupati saja,” tuturnya.
Fafan menyampaikan, ada tiga hal yang mengganggu APBD Kabupaten Sampang. Pertama, hutang jalan lingkar selatan (JLS). Kedua, earmark, yakni alokasi anggaran yang digelontorkan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan kegiatan fisik. Kemudian, anggaran untuk pilkada.
Kepala Disporabudpar Sampang Marnilem mengatakan, pagelaran Kerapan Sapi memang tidak dianggarkan karena anggaran yang ada direfocusing. “Bukan tidak dianggarkan. Tapi anggarannya kena refokusing,” tulis Marnilem lewat What’s App saat dimintai keterangan oleh wartawan Klikmadura.
Saat disinggung terkait karapan sapi di Ketapang, ia menegaskan tetap dilaksanakan. Sebagian anggarannya dibantu sponsor. “Tetap dilaksanakan dengan dana sumbangan dari Pakar Sakera dan sponsorhip,” tegasnya. (ries/diend)