SAMPANG, klikmadura.id – Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Sampang mendapat sorotan. Pemicunya, bantuan untuk masyarakat miskin itu diduga sarat permainan sehingga tidak bisa dicairkan oleh penerima.
Demi mengurai dugaan adanya permainan itu, puluhan aktivis yang tergabung dalam Madura Development Watch (MDW) turun jalan. Mereka menggelar aksi demonstrasi di tiga instansi. Yakni, BRI Cabang Sampang, PT Pos Indonesia Cabang Sampang dan Dinas Sosial (Dinsos) Sampang.
Ketua MDW Sampang, Siti Farida mengatakan, ada indikasi permainan secara kelembagaan terkait penyaluran bansos. Berdasarkan kajian yang dilakukan, dugaan permainan itu terjadi di BRI dan PT POS yang berakibat bantuan tidak bisa dicairkan.
“Ada pihak-pihak yang dirugikan terkait penyaluran bansos yang kami anggap amburadul ini,” ungkapnya.
Abd. Rouf selaku korlap aksi meminta BRI dan PT. Pos Sampang membongkar mafia penyaluran bansos. Sebab, ada tindakan yang dinilai merugikan terhadap keluarga penerima manfaat (KPM) bansos.
Rouf juga meminta Dinsos Sampang membentuk tim khusus. Tujuannya, untuk mengusut mafia yang bermain di belakang carut marutnya penyaluran bantuan tersebut. “Jika tidak ada respons baik, akan kami bawa kasus ini ke ranah hukum,” tegasnya.
Pimcab BRI Sampang Rahmat Salim mengatakan, ada aturan terkait pencairan bansos. Salah satunya, jika bantuan itu tidak diambil selama tiga bulan, maka bantuan itu secara otomatis hangus.
“Setiap saldo bansos yang tidak diambil hingga tiga bulan, maka rekeningnya hangus, dan saldo bantuan ditarik oleh BRI pusat,” katanya saat menemui massa aksi. (zhrh/diend)