Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang Mohammad Imam. (ZAHRATUL LAILA / KLIKMADURA)
SAMPANG, KLIKMADURA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang memprediksi kemarau panjang akan berakhir pada November mendatang. Prediksi tersebut sesuai informasi yang diterima dari BMKG.
Sampai saat sekarang, sebanyak 62 desa yang tersebar di 10 kecamatan mengalami kekeringan kritis. Kekurangan air bersih itu terjadi sejak Agustus lalu.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang Mohammad Imam mengatakan, untuk sementara tidak ada tambahan data desa yang mengalami kekeringan. Dari total 92 desa dari 14 kecamatan, sebanyak 62 desa yang mengalami kekeringan. Puluhan desa itu tercantum dalam surat keputusan (SK) bupati.
Kecamatan yang desanya mengalami kekeringan yakni, Kecamatan Sampang, Banyuates, Sokobanah, Kedungdung dan Karang Penang. Kemudian, Kecamatan Pangarengan, Robatal, Sreseh, Tambelangan, dan Kecamatan Torjun.
“Yang tidak masuk kategori kering kritis, Kecamatan Camplong, Ketapang, Omben, dan Jrengik,”tuturnya.
Imam menambahkan, kategori kekeringan dibagi tiga. Yakni, kering langka terbatas, kering terbatas, dan kering kritis. Sedangkan yang mendapat droping air hanya kategori kering kritis dengan jarak tempuh dari pemukiman ke sumber mata air lebih dari 3 kilometer.
“Untuk setiap desa mendapat bantuan air masing-masing 5 tangki. Alhamdulillah bulan Agustus dan September droping air terealisasi 100 persen,” terangnya.
Imam menegaskan, BPBD Sampang hanya bisa membantu dengan jangka pendek. Yakni, hanya bisa memberikan bantuan droping air bersih sampai September.
”Tupoksi kami adalah jangka pendek yakni droping air, kalau jangka menengah dan jangka panjang sudah bagian dinas terkait, misal melakukan tandonisasi dan pengeboran,” jelasnya.
Imam berharap, ada penambahan pembangunan penampungan air yang bisa diisi maksimal saat musim hujan. Dengan demikian, masyarakat memiliki stok air cadangan yang bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
“Air bisa di tampung saat musim hujan, sehingga setidaknya kekeringan bisa teratasi dengan hal itu meskipun hanya beberapa persen. Pada intinya semua harus saling bersinergi dalam menangani bencana apapun seperti saat ini yakni kekeringan,” tutupnya. (zhrh/diend)