Aktivis GPS-Desa berada di depan Kantor Dinas PUTR yang dipasang baliho rukyah.
SUMENEP, klikmadura.id – Sejumlah aktivis Sumenep yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Segitiga (GPS) Desa sangat menyayangkan sikap Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR). Sebab, jalan penghubung Desa Gapura Gengah – Tamidung dibiarkan rusak selama belasan tahun.
Padahal, masyarakat kerap mengusulkan agar jalan tersebut diperbaiki. Namun, usulan itu tidak mendapat respons positif. Akibatnya, para aktivis menggelar serentetan aksi protes.
Mulai dari aksi turun jalan, menyodorkan kotak amal hingga memasang baliho “rukyah” di depan Kantor Dinas PUTR Sumenep. Rentetan aksi tersebut bertujuan agar jalan rusak itu segera diperbaiki.
“Perlu kita rukiah Dinas PUTR ini. Usir arwah gentayangan yang mungkin ada dalam jiwanya,” ucap Koordinator Aksi GPS Desa Nur Hayat, Kamis (08/06/2023).
Sebelumnya, para aktivis GPS-Desa sempat menyodorkan kotak amal kepada pengendara yang melintas di area tersebut. Uang yang diperoleh akan digunakan untuk bjaya perbaikan jalan yang 14 tahun dibiarkan rusak
Padahal kata Hayat, jalan tersebut merupakan salah satu akses untuk kelancaran perekonomian masyarakat. Jalan itu juga akses menuju Pondok Pesantren di wilayah itu.
Hayat berjanji, akan terus berjuang hingga jalan tersebut benar-benar diperbaiki oleh Dinas PUTR. “Kita akan kawal sampai tuntas,” pungkasnya.
Aktivis GPS-Desa mendesak, jalan penghubung tersebut terealisasi di tahun 2024. Pemerintah harus menganggarkan Rp1 M di APBD Perubahan 2023 sebagaimana disampaikan melalui audiensi yang melibatkan Komisi III dan Dinas PUTR beberapa waktu lalu. (fix/diend)