Ratusan warga menghadiri rokat jhalan sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang mengabaikan jalan rusak.
SUMENEP, klikmadura.id – Ratusan masyarakat yang terdiri dari tokoh ulama dan aktivis menggelar doa bersama. Mereka mendoakan pemangku kebijakan terbuka hatinya untuk memperbaiki jalan penghubung Desa Gapura Tengah-Tamidung, Kecamatan Batang-batang yang mengalami rusak parah.
Perjuangan mereka bukan hanya sekali dua kali. Berbagai bentuk aksi protes dilakukan. Mulai audiensi, turun jalan, hingga menggelar doa bersama itu.
“Kegiatan ini ikhtiar kami untuk mengetuk hati para pemangku kebijakan melalui pintu langit yang ampuh, karena sulitnya pintu bumi untuk ditempuh,” ucap aktivis Gerakan Pemuda Segitiga (GPS) Desa Nur Hayat.
Jalan rusak penghubung dua desa itu rusak sudah lama. Diperkirakan, tidak ada perbaikan sejak 14 tahun terakhir. Masyarakat kerap meminta masyarakat segera memperbaiki jalan itu. Tapi, tidak diindahkan.
Melalui doa bersama tersebut, diharapkan pintu hati para pemangku kebijakan terketuk. Mulai pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten didoakan agar punya kepedulian terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat kecil.
Masyarakat mendesak pemerintah segera mengalokasikan dana perbaikan jalan senilai Rp 1 miliar APBD Perubahan 2023. Kemudian, pada APBD 2024 dianggarkan kembali senilai Rp 4 miliar.
Nominal tersebut sesuai dengan yang muncul saat audiensi dengan DPRD Sumenep beserta Dinas PUTR. “Semoga upaya yang kami lakukan berbuah hasil,” harapnya. (fix/diend)