SUMENEP || KLIKMADURA – Bongkar pasang kandindat pasangan calon bupati – wakil bupati Sumenep menjelang pilkada serentak 2024 terus berlangsung.
Salah satunya, wacana memasangkan Achmad Fauzi Wongsojudo dengan Moh. Hosni. Keduanya dinilai memiliki elektabilitas tinggi sehingga jika bersatu, akan menjadi kekuatan yang sangat besar.
Pemerhati Politik Fahrurrazi mengatakan, Achmad Fauzi sangat matang di dunia politik. Dia mengawali karirnya sebagai wakil bupati Sumenep mendampingi Abuya Busyro Karim.
Kemudian, Fauzi melanjutkan estafet kepemimpinan sebagai bupati. Bahkan, saat sekarang suami tercinta Nia Kurnia itu dipercaya menakhodai DPC PDI Perjuangan Sumenep.
“Dari segi pengalaman politik, Achmad Fauzi figur yang sangat matang, elektabilitasnya juga tidak perlu diragukan,” katanya, Selasa (18/6/2024).
Elektabilitas pria penyuka musik itu bukan hanya tinggi di level lokal Sumenep. Tetapi, juga meroket di level regional.
Tak ayal, DPD PDI Perjuangan Jatim menyiapkan Fauzi maju di pilkada Jatim. Namun, sampai saat sekarang partai moncong putih itu belum dapat gandengan.
“Achmad Fauzi saat ini menjadi primadona, banyak yang mengincar agar bisa bergandengan saat pilkada mendatang,” katanya.
Figur lain yang juga punya elektabilitas tinggi adalah Moh. Hosni. Pria yang saat sekarang menjabat ketua DPD NasDem Sumenep itu diganderungi kalangan muda.
Kiprahnya di dunia politik dan usaha mengantarkan Moh. Hosni menjadi idola. Dengan demikian, jika maju dalam kontestasi pilkada, diyakini akan mendulang suara tinggi.
Apalagi, Hosni merupakan putra kelahiran kepulauan sehingga bisa menjadi representasi warga kepulauan.
“Diakui atau tidak, pembangunan antara wilayah daratan dan kepulauah masih ada ketimpangan, dengan munculnya Moh. Hosni, seperti menjadi harapan bagi warga kepulauan untuk mendapat keadilan,” terangnya.
Fahrurrazi menyampaikan, keduanya juga memiliki perangkat politik yang sangat kuat. PDIP Perjuangan berhasil merebut 11 kursi dewan, sementara NasDem memeroleh 5 kursi.
Jika dua partai tersebut bersatu, tentu akan melahirkan mesin politik yang sangat kuat untuk mendulang dukungan dari masyarakat.
“Tetapi sekali lagi, politik itu dinamis. Sebelum pendaftaran cabup dan cawabup ditutup, segala kemungkinan masih bisa terjadi,” katanya.
“Jika dua figur ini benar-benar bersatu di pilkada mendatang, kami rasa akan sulit dikalahkan,” tandasnya. (diend)