Warga melintas di sekitar pusat pemerintahan Kabupaten Sumenep.
SUMENEP, klikmadura.id – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo memutasi sejumlah pejabat tinggi pratama. Pasca mutasi tersebut, terdapat tiga posisi strategis yang tidak memiliki pemimpin definitif.
Ketiganya yakni,Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Inspektorat dan Staf Ahli. Bappeda semula dipimpin Yayak Nur Wahyudi yang saat ini dipercaya menjadi Kepala Disperkimhub.
Sementara Inspektorat, sebelumnya Titik Suryati. Namun, perempuan berhijab itu dipindahtugaskan menjadi kepala BPPKAD. Untuk posisi staf ahli memang kosong sejak beberapa waktu lalu.
Pengamat Publik Kabupaten Sumenep Ajimuddin mengatakan, posisi kosong itu sangat strategis di pemerintahan. Khususnya, untuk pembangunan Sumenep ke depan.
Aji menyampaikan, siapapun yang akan menjadi pimpinan di dua organisasi perangkat daerah (opd) itu nantinya adalah keputusan mutlak Bupati Fauzi. Akan tetapi, harus orang-orang yang sesuai dengan lembaga yang akan dipimpin.
Apalagi, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan pusat dalam perumusan pengembangan dan pembangunan. Orang yang ada didalamnya harus The right man on the right place (Orang yang tepat di tempat yang tepat).
Termasuk Inspektorat. Lembaga tersebut tugasnya membantu Bupati dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah.
“Kalau Sumenep benar-benar ingin terus ada peningkatan, harus diisi oleh sosok yang cerdas dan berkarakter serta bukan yang berlagak ya, kenyataannya tidak,” ujarnya, Selasa (25/07/2023).
Kemudian, sambung Aji, orang yang akan ditugaskan menjalankan roda pemerintahan di dua OPD itu yang sudah lama dan pengetahuannya luas. “Jika mulai dari awal, gak maju-maju Sumenep,” katanya. (fix/diend)